Natto: Fermentasi Kacang Kedelai yang Menyehatkan dan Menggugah Rasa Ingin Tahu
Asal-Usul Natto
Natto (納豆) adalah makanan tradisional Jepang yang terbuat dari kedelai fermentasi dengan bakteri Bacillus subtilis natto. Makanan ini telah dikonsumsi sejak periode Heian (794–1185), dan dikenal sebagai "superfood" lokal karena kandungan gizinya yang tinggi. Meski banyak orang Jepang menggemarinya, natto juga sering menimbulkan pro dan kontra karena aroma dan teksturnya yang lengket serta berlendir.
Bahan dan Proses Pembuatan
Bahan utama natto sangat sederhana:
-
Kedelai berkualitas tinggi
-
Bacillus subtilis (bakteri fermentasi)
Proses pembuatannya:
-
Kedelai direndam, dikukus, lalu diinokulasi dengan bakteri.
-
Fermentasi dilakukan pada suhu hangat selama 24 jam.
-
Natto didinginkan di lemari es selama 1–2 hari untuk mengembangkan rasa.
Hasilnya adalah kedelai lengket yang memiliki aroma khas tajam dan rasa umami yang unik.
Cara Penyajian
Natto umumnya disajikan sebagai bagian dari sarapan Jepang bersama nasi putih panas, kecap asin, mustard Jepang (karashi), dan daun bawang. Bisa juga ditambahkan telur mentah atau nori (rumput laut kering). Teksturnya yang berlendir dan lengket memang menantang, tetapi dianggap sebagai salah satu makanan paling sehat di Jepang karena tinggi protein, serat, dan vitamin K2.
Rekomendasi Tempat Menikmati atau Membeli Natto di Indonesia
-
Papaya Fresh Gallery (Jakarta, Surabaya) – Supermarket Jepang yang menyediakan natto dalam kemasan beku. Harga sekitar Rp30.000–Rp50.000 untuk 3 porsi kecil.
-
Kem Chicks dan Ranch Market – Terkadang menyediakan produk natto impor.
-
Restoran Jepang autentik seperti En Dining atau OKU – Menyediakan natto sebagai bagian dari set menu.
Harga Natto di Jepang
Natto tersedia luas di supermarket dan sangat terjangkau:
-
Kemasan 3 porsi kecil: ¥100–¥150 (Rp12.000–Rp17.000)
-
Varian organik atau premium: ¥200–¥300 (Rp23.000–Rp35.000)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar